Dr. Junimart Girsang, SH, MH, MIP adalah Wakil Ketua Komisi II DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-Perjuangan). Dalam menjalankan tugasnya di Komisi II DPR RI yang membidangi Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, serta Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan dan Pertanahan dan Reforma Agraria. Pria kelahiran Sidikalang, Kabupaten Dairi 3 Juni 1963 itu, dikenal kritis serta kerap memberi masukan yang berbobot terhadap para mitra kerjanya di DPR.
Junimart Girsang terpilih menjadi anggota DPR RI sejak periode 2014-2019 dan 2019-2024 mewakili daerah pemilihan Sumatera Utara III (Sumut III) yang meliputi Kabupaten Langkat, Kabupaten Karo, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Asahan, Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Batubara, Kota Pematang Siantar, Kota Tanjung Balai dan Kota Binjai.

Pada periode tahun 2014-2019, Junimart Girsang duduk sebagai anggota Komisi III DPR RI yang membidangi urusan Hukum, Hak Azasi Manusia (HAM) dan Keamanan. Selain bertugas sebagai Anggota Komisi III DPR RI, di periode yang sama Junimart Girsang juga dipercaya menduduki jabatan Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI yang bertugas khusus mengawasi dan memproses pelanggaran etik dari para wakil rakyat di DPR RI. Saat menjabat sebagai Wakil Ketua MKD Junimart Girsang, sering kali menunjukan sikap tegasnya dalam memimpin sidang-sidang kode etik di MKD, dan yang paling menyorot perhatian publik antara lain keberaniannya dalam mengadili Ketua DPR RI Setya Novanto dalam perkara PAPA MINTA SAHAM.

Kisah sukses Junimart Girsang diawali dari tekadnya yang berani dalam mengambil keputusan, hal itu mulai ditunjukannya ketika masih berusia 14 tahun, saat itu Junimart yang sedang menginjak masa remajanya memberanikan diri untuk berhijrah ke Pulau Jawa yaitu Bandung, Jawa Barat meninggalkan tanah kelahirannya untuk mendapatkan pelajaran dan pengalaman hidup. Ia sekolah dan kuliah di sana. Ternyata menjadi orang rantau malah membuatnya matang berkarakter petarung dan memotivasi dirinya untuk menjadi orang yang berhasil.

Sejak kecil, Junimart selalu disiplin dalam mengerjakan tugas dan belajar, ia mengenyam pendidikan sekolah tingginya dan mendapat gelar S1 di Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.

Ia juga mendapatkan tiga gelar master di bidang yang berbeda. Magister Managemen dari Universitas Satyagama, Jakarta, Magister Hukum Pidana dari Universitas Padjadjaran, Bandung dan Magister Ilmu Pemerintahan dari Universitas Dharma Agung Medan. Tak hanya itu, Junimart berhasil meraih gelar doktor Ilmu Hukum Pidana dari Universitas Padjadjaran, Bandung.

Jauh sebelum memutuskan terjun ke dunia politik, Junimart muda telah lebih dahulu berkarier sebagai pengacara, perjalan Junimart dimulai saat ia pertama kali magang di firma hukum TR. Messakh, SH & Rekan selama satu tahun. Semua pengalaman dan pengetahuan singkat yang ia dapat dari tempat magangnya kemudian ia praktikan langsung dengan membuka praktik hukum sendiri yaitu Kantor Hukum JnR pada tahun 1991 SK. Dari Menkumham jauh sebelum terbentuknya PERADI.

Di dunia pengacara Junimart Girsang selama ini cukup dikenal publik sebagai salah satu pengacara sukses dan ternama di Indonesia karena kemampuannya yang sering kali menangani kasus-kasus besar dan melibatkan para petinggi publik, pesohor, serta kasus-kasus artis yang ada di Indonesia. Dari kasus penjaga pintu rel kereta api hingga Presiden.

Selain itu Junimart juga aktif dalam organisasi profesi seperti Asosiasi Advokat Indonesia (AAI) dan PERADI. Tidak hanya itu Junimart
juga tercatat sebagai aktivis gereja yang menyandang satus sebagai seorang Sintua (Penatua) di Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), Junimart pun terbilang sangat aktif dalam berbagai kegiatan rohani hingga ia berhasil merilis 3 album lagu rohaninya sendiri.

Sebagai Wakil Rakyat Junimart berpegang pada tagline KOMIT, KONSISTEN dan KONSEKUEN, dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat perwakilan Sumut III Junimart terbilang sangat aktif setiap bulan turun ke dapilnya menyapa konstituennya serta menyerap aspirasi masyarakat. Satu hal yang menjadi catatan khusus sewaktu masa Covid19 dia tidak henti-hentinya turun ke Dapilnya ber-empati dan berbagi bahkan hingga saat ini termasuk diluar dapilnya Sumut III.